LAPORAN
Kebudayaan Hindu-Budha yang masih dilakukan disekitar tempat tinggal
Kebudayaan Hindu-Budha yang masih dilakukan disekitar tempat tinggal
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Pengamatan
-
Kebudayaan Hindu-Budha yang masih
dilakukan disekitar tempat tinggal saya.
B. Tujuan Pengamatan
-
Mengidentifikasi unsur-unsur budaya hindhu-budha
yang masih ada saat ini.
C. Kegunaan Pengamatan
-
Menambah wawasan pengetahuan sejarah
BAB II
ISI
Di daerah saya saat ini
masih menerapkan suatu adat/sistem kepercayaan yang di campur dengan ajaran
islam atau agama yang lain. Kegiatan tersebut masih sering saat lihat di daerah
saya. Ada beberapa contoh sebagai berikut :
1. Nyadran yaitu salah satu tradisi masyarakat
untuk menyambut bulan Ramadhan. Masyarakat biasanya akan berkumpul disuatu
tempat dengan membawa ma’eman kanggo dinikmati bareng-bareng kemudian membaca
Tahlil lan Do'a.
Sakdurunge melaksanakan kegiatan adat
tersebut masing-masing keluarga utawa masyarakat berziarah kemakam para
leluhur.
Ritual nyadran dilaksanakake ana ing
sasi sya'ban menurut penanggalan Islam atau ruwah dalam penanggalan Jawa.
Nyadran iku saka bahasa sanskerta
''Sraddha'' yang berarti keyakinan utawa Piandel, secara sederhana nyadran
adalah kegiatan bersih makam yang dilakukan secara bersama-sama oleh masyarakat
jawa yang umumnya tinggal dipedesaan. Nyadran adalah bentuk peninggalan
bersejarah yang perlu kita lestarikan khususnya di masyarakat jawa sebagai
wujud nguri-nguri budaya jawa (ben tambah urip tur langgeng) Tradisi ini sudah
berlangsung sejak zaman Hindu-Budha sebelum masuknya ajaran Islam ana ing tanah
Jawa.
Kesuksesan Islam ana ing tanah Jawa
yang telah di komandani sunan-sunan Wali Songo ini, tak lepas dari respon para
wali tentang adat istiadat yang berlaku di masyarakat kala itu, mereka
(sunan-sunan wali singo) tidak menentang adat istiadat, namun malah menjadikan
adat sebagai sarana dakwah, Sunan Kali Jogo dengan wayangnya, dan sunan-sunan
wali songo yang lainnya bahkan judi dan minuman keraspun dapat dijadikan ajang
dakwah oleh mereka.
2. Bidang
agama, yaitu berkembangnya agama Hindu-Buddha di Indonesia
.Sebelum masuk pengaruh India, kepercayaan yang berkembang di
Indonesia masih bersifat animisme dan dinamisme. Masyarakat
pada saat itu melakukan pemujaan terhadap arwah nenek moyang dan
kekuatan-kekuatan benda-benda pusaka tertentu serta kepercayaan pada
kekuatan-kekuatan alam. Dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha, kepercayaan asli
bangsa Indonesia ini kemudian berakulturasi dengan agama Hindu-Buddha. Hal ini
terbukti dari beberapa upacara keagamaan Hindu-Buddha yang berkembang di
Indonesia walaupun dalam beberapa hal tidak seketat atau mirip dengan tata cara
keagamaan yang berkembang di India. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam
tatacara pelaksanaan upacara keagamaan mengalami proses sinkretisme antara
kebudayaan agama Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
3. Wayangan
Wayangan
merupakan salah satu acara yang biasanya diadakan untuk syukuran atas
pelimpahan rahmat contohnya hasil panen melimpah. Itu masih marak terjadi di
sekitar tempat tinggal saya. Tokoh-tokoh wayang yang berasal dari India (Hindu-Budha),
tetapi wayangnya asli dari Indonesia.
4. Kondangan
Kondangan
adalah suatu adat istiadat yang biasanya untuk mensyukuri/memperingsti berapa
hari orang meninggal (contoh : 7 hari-nan), syukuran kelahiran bayi di kenal
dengan istilah selapanan, dan mempercayai bahwa dengan diadakannya kondangan
segala sesuatu yang buruk ada menghindari orang yang mengadakan kondangan
tersebut.
BAB
III
Penutup
Jadi, di tempat tinggal saya masih banyak yang
melestarikan adat istiadat dari zaman nenek moyang walaupun sudah tercampur
dengan agama islam,dll, sehingga tidak ada salahnya kita melestarikan budaya
tersebut asal tidak menyimpang dari ajaran agama yang kita anut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar